Monday, September 27, 2010

Cinta kepada Allah, itulah Cinta yang Haqiqi



Cinta bagaikan lautan, sungguh luas dan indah. Tersentuh sedikit sahaja airnya yang sejuk, sudah bisa menimbulkan keinginan untuk melangkah lebih jauh ke tengah, sedangkan kawasan tengah lautan itu sudah sedia maklum, penuh dengan rintangan, hempasan dan gelombang bagi sesiapa sahaja yang ingin mengharunginya.



Mungkin ada yang mengatakan, tidak salah untuk mencuba nasib ke ruang tengah lautan tersebut. Namun demikian, biarlah tujuan kita tepat dan diberkati. Carilah cinta yang sejati di lautan cinta berbiduk 'taqwa' berlayarkan 'iman' yang dapat melawan gelombang syaitan dan hempasan nafsu, inshaAllah kita akan sampai kepada tujuannya yang sebenar, iaitu cinta kepada Allah...



Ya, cinta kepada Allah! Itulah cinta yang haqiqi, yang kekal abadi selamanya. Adapun cinta kepada sesama makhluk-Nya, maka pilihlah cinta yang berlandaskan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. Bukan cinta yang disebabkan pujuk rayu syaitan, dan bukan pula kerana desakan nafsu yang menggoda serta melemahkan iman.





# Bagaimana nak Wujudkan Rasa Cinta kepada Allah?





Menurut Ibnu Qayyim, ada 10 perkara yang menyebabkan seseorang itu bisa menggapai cinta kepada Allah SWT:





1) Membaca (qiraat) Al-Qur’an.



Membaca di sini bukanlah bermaksud sekadar membaca dan melafazkan huruf demi hurufnya, tetapi juga dengan merenungi (tadabbur) dan memahami (tafahhum) kandungan makna ayat-ayat Al-Qur’an serta apa yang dikehendakinya, agar lafaz-lafaz yang keluar dari mulut kita adalah lafaz-lafaz yang kita fahami... yang menjadi penyuluh dalam kegelapan, pembebas dari kejahilan.



2) Mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah SWT.



Tujuan utama kita diciptakan adalah untuk menyembah Allah SWT,sebagaimana firman Allah SWT yang bermaksud: “Tidaklah Aku jadikan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah kepada-Ku” (Adz-Dzaariyaat, 51:56)



Menyembah kepada Allah bermaksud mentaati segala perintah-Nya serta meninggalkan segala larangan-Nya. Sedang mentaati segala perintah-Nya itu pula, bukanlah bermaksud hanya dengan melaksanakan segala apa yang diwajibkan ke atas kita. Kita juga dituntut untuk mengerjakan hal-hal yang sunnah (an-nawaafil) setelah mengerjakan hal-hal yang fardhu/ wajib.



Bukhari meriwayatkan sebuah hadits qudsi, Allah berfirman (maksudnya): “Tidaklah hamba-Ku bertaqarrub kepada-Ku yang semisal (nilainya) dengan menjalankan hal-hal yang Aku fardhukan baginya. Dan hamba-Ku sentiasa bertaqarrub kepada-Ku dengan (mengerjakan) an-nawaafil sehingga Aku mencintainya. Dan jika Aku telah mencintainya, maka Aku akan menjadi pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar. Menjadi penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat. Menjadi tangannya yang dia gunakan untuk memegang. Dan menjadi kakinya yang dia gunakan untuk berjalan. Jika dia memohon kepada-Ku, Aku pasti akan memberinya. Dan jika dia memohon perlindungan kepada-Ku, Aku pasti akan melindunginya…”3) Selalu ingat (dzikir) kepada Allah.



Hal ini harus kita lakukan di setiap kesempatan, baik dengan hati, lisan, mahupun perbuatan kita. Dalam erti kata lain, mencintai Allah haruslah sesuai dengan kadar dzikir kita kepada-Nya. Kerap berdzikir kepada Allah akan membuat kita terjaga dan sedar akan setiap tindakan yang kita ambil, lalu membantu fikiran kita untuk fokus hanya kepada-Nya, dan tidak bercabang-cabang.



4) Mendahulukan (itsar) hal-hal yang dicintai Allah.



Dalam apa jua keadaan sekalipun, hal-hal yang dicintai Allah harus kita dahulukan daripada hal-hal yang kita cintai meskipun ia agak sukar untuk kita lakukan, terutamanya saat kita dikuasai hawa nafsu. Ini adalah kerana, kecintaan yang bersih kepada Allah, akan membuahkan kecintaan kepada hal-hal yang dicintai-Nya.



5) Hati menelaah nama-nama (asma’) dan sifat-sifat Allah.



Menanamkan dalam hati nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya, memahami maknanya serta mempersaksikan dan mengenal-Nya.



Ibn Al-Qayyim berkata (maksudnya), “Barangsiapa mengetahui asma’, sifat dan af3aal Allah, nescaya mencintai Allah adalah sebuah kenescayaan baginya”.



Pepatah mengatakan, “tidak kenal, maka tidak sayang”. Oleh itu, jika seseorang hamba itu benar-benar mengenal Allah, pastilah dia akan mencintai-Nya.

6) Mempersaksikan kebaikan dan ni3mat kurniaan Allah kepada kita.

Jika kita perhatikan alam semesta serta segala isi perutnya, pastinya akan kita temukan bahawa ni3mat dan kurniaan Allah, baik yang zahir mahupun yang batin, tidak terbatas banyaknya. Begitu banyak sekali sehingga tidak mampu untuk kita menghitungnya. Sedang memperhatikan ni3mat-ni3mat Allah ini, akan membimbing kita sebagai seorang hamba untuk mencintai-Nya, Sang Pencipta.

7) Menundukkan hati dan diri secara menyeluruh di hadapan Allah.

Ini adalah hal yang paling menakjubkan jika dibandingkan dengan kaedah-kaedah yang lainnya dalam meraih cinta Allah. Bahkan menurut beliau, tidak ada ungkapan yang dapat mewakilinya. Tidak kata-kata, tidak juga berbentuk ibarat. Sebabnya, cinta yang sebenar akan menghubungkan pecintanya kepada tauhid, iaitu pengESAan kekasih, yang kemudiannya memberikan hartanya yang paling bernilai, iaitu hati!

8) Menyendiri (berkhalwat) dengan Allah.

Saat yang paling sesuai untuk kita menyendiri dengan Allah adalah ketika qiyamullail. Di saat orang lain sedang tidur lena, kita bangun untuk menyendiri bermunajat kepada-Nya, membaca Al-Qur’an yang merupakan kalam-Nya, menghadap kepada-Nya dengan segenap hati, memperhatikan adab-adab beribadah di hadapan-Nya, lalu menutupnya dengan memperbanyakkan istighfar dan taubat.

9) Bergaul dan berkumpul bersama hamba-hamba Allah yang mencintai-Nya dengan tulus.

Dengan mendekatkan diri kita bersama orang-orang yang soleh, sedikit sebanyak kita dapat mengambil hikmah dan ilmu dari mereka. Kita akan dapat memetik sebaik-baik buah pembicaraan, sebab mereka ini tidak akan berbicara kecuali hal-hal yang memberi kebaikan dunia dan akhirat.

10) Menjauhi semua hal yang menghalangi hati dari mendekati Allah.

Perkara-perkara yang menjauhkan kita daripada Allah adalah berupa kesyirikan yang menghalangi tauhid, bid3ah yang bertentangan dengan sunnah Rasulullah SAW, pelbagai syahwat yang menolak perintah Allah, ghaflah yang melalaikan dzikir kepada-Nya, serta riya’ yang mengotori keikhlasan hati. Oleh itu, kita haruslah berusaha menyelamatkan hati dari semua penghalang ini, agar mendapat hati yang bersih (qalbun salim).

Demikianlah antara cara yang boleh kita lakukan dan usahakan untuk mendapatkan cinta kepada Allah, cinta yang haqiqi. Akhirul qalam, bertanyalah kepada diri kita sendiri:



>> Sudahkah diri ini menemukan cinta haqiqi, cinta yang sejati dalam hidup ini?



>> Sejauh mana diri ini mengenal Allah (nama2-Nya, sifat2-Nya, kehendak2-Nya, dan larangan2-Nya)?



>> Seringkah diri ini mengingatiNya, menyebut namaNya melalui dzikir2 yang panjang?



>> Seringkah diri ini mendekatkan diri kepada-Nya dengan melakukan solat serta ibadah-ibadah lainnya?



>> Seringkah diri ini merintih, mengadu dan mengharap kepada-Nya melalui untaian doa yang keluar dari lubuk hati?



>> Adakah diri ini mengikuti segala kehendak-Nya dan menjauhi larangan2-Nya?



CinTaiLaH ALLAH SWT...BeRuSaHaLaH uNtuK mEngGapAi ciNTa-Nya...





"Ya Allah, kurniakanlah kepada kami Cinta terhadap-Mudan Cinta kepada mereka yang mencintai-Mu,dan apa sahaja yang mendekatkan kami kepada Cinta-Mu,dan jadikanlah Cinta-Mu itu lebih berharga bagi kamiberbanding air yang sejuk bagi orang yang dahaga."



Aamiiin...

Friday, September 24, 2010

Ayatul Syifa' : Al-Quran Sebagai Rahmat dan Penyembuh

Ayatul Syifa' : Al-Quran Sebagai Rahmat dan Penyembuh

Sesungguhnya di dalam al-Quran banyak menyebut tentang ayat-ayat kesembuhan (Ayatul Syifa’) yang membentangkan pelbagai pengajaran penting berkaitan dengan kesihatan dan kesejahteraan diri. Ayat-ayat yang dimaksudkan ialah seperti berikut:

1. Surah at-Taubah: 14:

Perangilah mereka, nescaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman.

2. Surah Yunus: 57:


Wahai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.

3. Surah an-Nahl: 69:


Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat ubat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.

4. Surah al-Isra’: 82:


Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.

5. Surah asy-Syu’ara’: 80:


Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan Aku,

6. Surah Fussilat: 44:

Dan Jikalau Kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?" Apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (Rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: "Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin. dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Quran itu suatu kegelapan bagi mereka[*1]. mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh".

[*1] Yang dimaksudkan suatu kegelapan bagi mereka ialah tidak memberi petunjuk bagi mereka.

Ketaatan Kepada Perintah Rasulullah dalam Penjagaan Kesihatan

Allah s.w.t. menyuruh setiap hambaNya agar mentaati Rasulullah saw, seperti yang tersebut dalam al-Quran (al-Hasyr:7).


Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya.

Mengenai hal-hal yang berkaitan dengan rawatan, Rasulullah saw. ada berpesan agar seseorang itu berubat dengan madu dan al-Quran.

Baginda bersabda:

Hendaklah kamu semua melakukan dua kesembuhan, iaitu dengan menggunakan madu dan al-Quran- Riwayat Ibnu Majah.

Dalam sebuah hadis yang dikeluarkan oleh Abu Daud dalam sunannya, Rasulullah saw. ada bersabda:

Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit, dan menjadikan bagi setiap penyakit itu ubat, kerana itu hendaklah kamu semua berubat, dan jangan berubat dengan benda yang haram.

Hadis ini diperkuatkan dengan hadis-hadis lain, di antaranya hadis yang berbunyi:


Berubatlah, maka sesungguhnya Allah tidak meletakkan penyakit kecuali Allah menyedia­kan baginya ubat, kecuali satu penyakit, iaitu tua.

Al-Quran mengandungi pelbagai pengajaran dan maklumat penjagaan diri daripada pelbagai penyakit, memelihara kesihatan jasad juga roh. Dalam surah al-Maa-idah: 6:

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit[*2] atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh[*3] perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.

[*2] Maksudnya: sakit yang tidak boleh kena air.
[*3] Artinya: menyentuh. menurut jumhur Ialah: menyentuh sedang sebagian mufassirin Ialah: menyetubuhi.

Dalam ayat ini Allah s.w.t. menyuruh orang yang beriman yang hendak mendirikan sembahyang agar membasuh muka dan tangan hingga ke siku, menyapu rambut dan kedua belah kaki hingga ke buku lali. Sesungguhnya wuduk yang dilakukan itu berupaya memelihara jasad, menjaga kulit daripada objek najis yang terdapat pada­nya. Membersihkan tanah, debu, kotoran-kotoran dan kuman yang mengotorkan tangan. Begitu juga dengan amalan berkumur-kumur dan memasukkan air ke dalam hidung, bersiwak untuk memelihara gigi dan alat peng­hadam makanan,

Allah s.w.t. juga menyuruh orang yang berjunub agar membersihkan diri (al-Maa-idah: 6) untuk membersihkan seluruh jasad, mengembalikan kecerdasan tubuh, memulihkan semula edaran darah juga mencergaskan fungsi sendi otot dan urat saraf.

Di samping membersihkan anggota zahir, sembahyang merupakan tuntutan menyucikan batin. Mengelakkan diri daripada melakukan dosa-dosa kecil yang ber­panjangan juga kemungkaran dosa-dosa besar. Akan lahir daripada ibadah tersebut semulia-mulia akhlak dalam diri. Dengan sembahyang jiwa menjadi tenang. Ketenangan merupakan asas kesejahteraan individu.

Allah s.w.t. mewajibkan setiap orang agar berpuasa untuk melahirkan rasa takwa. Berpuasa secara tidak langsung memberi kerehatan pada seluruh organ peng­hadaman, menyebabkan puasa sekarang ini merupakan satu kaedah terbaru, yang diterima umum untuk mengu­bat penyakit dalam perut, radang paru-paru, sakit sendi juga lain-lain penyakit serius.

Untuk memelihara kesihatan, Islam menegah se­seorang memakan makanan yang memberi mudarat seperti bangkai, babi dan sebagainya, juga melarang zina kerana ia merosakkan diri dan masyarakat. Rasulullah saw. juga memberi amaran agar jangan memasukkan makanan ke dalam makanan (menambah makanan sebelum makanan di mulut hancur terkunyah), memberi amaran tentang bahaya taun dan kusta dan menggesa orang yang sakit agar berubat. Baginda juga menegah seseorang membuang air kecil di air yang berlari.

Mengambil makanan ketika perlu merupakan satu faktor utama kesihatan yang berterusan. Selain daripada mendatangkan mudarat, amalan menelan makanan sebelum hadam, melakukan pergerakan yang banyak selepas makan juga tidak baik.

Baginda saw. juga menyuruh agar setiap makanan dan minuman ditutup dengan menyebut nama Allah, agar tidak jatuh padanya binatang yang beracun, yang boleh membunuh pemakan atau peminumnya.

Allah s.w.t. menegah seseorang makan atau minum berlebihan (A1-A’raaf: 31),

Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid[*4], Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan[*5]. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

[*4] Maksudnya: tiap-tiap akan mengerjakan sembahyang atau thawaf keliling ka'bah atau ibadat-ibadat yang lain.
[*5] Maksudnya: janganlah melampaui batas yang diperlukan oleh tubuh dan jangan pula melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan.

Al-Ustaz Marzuq (1989: 28) menjelaskan bahawa sekiranya seseorang itu ingin hidup terhindar daripada penyakit, mereka hendaklah makan dalam keadaan sederhana, Punca penyakit ialah makanan yang berlebihan.

Sayidina Umar ada berkata:

Jauhilah makan berlebihan, sesungguhnya ia penyebab rosak diri, mewarisi penyakit, me­nyebabkan malas sembahyang, dan hendaklah kamu menjaga makan, kerana ia paling baik untuk jasad, dan hindarkan daripada berlebih-lebihan, sesungguhnya Allah bencikan orang alim yang gemuk — Riwayat Abu Naim.

Rasulullah s.a.w. juga ada bersabda:

Orang mukmin makan dalam satu perut, walhal orang kafir makan dalam tujuh perut — Riwayat Al-Bukhari dan Muslim.

Hadis yang mulia ini mengandungi rahsia kesihatan yang besar. Orang yang sedikit makan, sedikit minumnya. Orang yang sedikit minumnya, kurang tidurnya. Daripada orang yang kurang tidur akan lahir keberkatan pada umurnya. Sebaliknya orang yang penuh perutnya, banyak minumnya, menyebabkannya banyak tidur. Orang yang banyak tidur kurang keberkatan umurnya.

Orang yang mengambil makanan berpatutan sejahtera alat penghadaman tubuhnya. Menyebabkan tubuh dan hatinya dalam keadaan baik. Sebaliknya orang yang banyak makan alat penghadamannya akan lemah, penat bekerja dan berkemungkinan akan rosak, menyebabkan rosak seluruh jasad, keras hatinya, pendengarannya lambat menerima hakikat, menyebabkan seluruh panca­inderanya sukar tunduk taat kepada perintah Allah, untuk patuh melakukan sesuatu yang baik.

Petikan dari Buku Doa & Rawatan Penyakit oleh Tuan Guru Dato' Dr. Haron Din)

Tuesday, September 21, 2010

Menerokai Relativiti Masa Dan Hakikat Takdir

Menerokai Relativiti Masa Dan Hakikat Takdir

  • Posted by Ace on September 2010



Pembuka kata:



1.Apa sebenarnya yang dikatakan minda dan kehidupan.
2.Perihal masa

http://api.ning.com/files/Bz4hElnlwX0m7queFdv7JAHdtRwqrzyRO63ufc6hTBVhyxqbwqKAsoLQbqCvqImQCRuU4sT0LxJJUtLHhunHn5ztcZkyg2H*/1.jpgSesungguhnya semakin hari semakin rapat fakta-fakta sains dengan apa yang digelar sebagai dogma-dogma agama. Apa jua yang diberitahu di dalam Al-Quran, Hadis mahupun para ulama yang asalnya dikatakan kolot, tidak masuk akal mahupun tidak saintifik lama-kelamaan menjadi satu fakta sains dan terlalu saintifik pula kepada orang-orang yang menggelarkan diri mereka moden, terkini, kontemporari dan sebagainya.

Pemerhatian secara umum ke atas haluan sejarah mendedahkan bahawa semua golongan anti-agama mengasaskan falsafah mereka kepada pemikiran materialisme. Sebagaimana yang telah diketahui, materi golongan materialis menafikan fakta Penciptaan. Sebaliknya, mereka mempertahankan bahawa materi telah wujud tanpa keterbatasan masa dan akan tetap kekal sebagai sebagai satu entity mutlak selama-lamanya. Dalam perkataan lain, mereka mendewakan materi. Materialisme dengan itu ditakrifkan oleh sumber materialis;
Materialisme menerima keabadian dan kekekalan alam semesta (tanpa permulaan dan pengakhiran), iaitu tidak dicipta oleh Tuhan, dan adalah tidak terbatas di dalam masa dan ruang.

1 Sebab mengapa materialisme terlalu mendewakan materi berpunca dari penafian mereka untuk mengakui kewujudan sang Pencipta. Sekiranya materi tidak mutlak maka ia pasti mempunyai permulaan: sekiranya ia mempunyai permulaan bermaksud ia telah diwujudkan dari tiada, iaitu ia dicipta.

Tidak mengejutkan, kesepakatan yang dicapai oleh dunia sains di akhir abad ke 19 mengesahkan bahawa materi bukanlah mutlak dan bahawasanya ia mempunyai permulaan; keseluruhan alam semestaberasal dari tiada dianggarkan 15 bilion tahun lalu melalui letupan sebuah titik dengan isipadu 'sifar' dan membentuk seperti yang ada sekarang dengan pengembangan sepanjang masa. Autentik fenomena ini yang dipanggil Big Bang, telah dibuktikan melalui beberapa pemerhatian yang kukuh dan eksperimen sepertimana juga pengiraan di dalam bidang fizik teori.

Hal terbaru yang diputuskan oleh sains hari ini mengesahkan fakta bahawa "alam semesta telah diciptakan dari tiada", seperti yang telah dikhabarkan di dalam Al-Qur'an dan semua agama-agama samawi. Sebagai tambahan, sains moden telah menolak materialisme dan menumpaskan mereka di dalam perjuangan yang mereka mulakan untuk menentang penciptaan.

Golongan materialis, akan tetapi, tidak dapat menerima kenyataan bahawa materi adalah diciptakan dan tidak mutlak, betapa sekalipun bertentangan dengan sains. Untuk menerima fakta ini mereka harus menerima kewujudan Allah, dan untuk beriman dengan Allah mereka harus menganut agama dan hidup secara beragama. Suatu yang secara asas digesa oleh agama ialah untuk patuh dan tunduk kepada Allah, dan ini adalah menjadi kesukaran bagi sesetengah orang yang dibutakan oleh kejahilan mereka. Di dalam Al-Qur'an, keadaan orang yang melarikan diri darihakikat kebenaran disebabkan kejahilan mereka -sekalipun kebenaran terpampang jelas- diterangkan seperti berikut:

Dan mereka mengingkarinya kerana kezaliman dan kesombongan (mereka) padahal hari mereka meyakininya (kebenaran). Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang yang berbuat kebinasaan. Surah An-Naml:14.

Golongan materialis mempercayai bahawa masa sama seperti materi adalah mutlak: keduan-duanya wujud sejak azali dan akan kekal selama-lamanya. Kesetiaan terhadap anggapan yang salah ini, mereka cuba untuk menafikan takdir, hari kebangkitan, syurga dan neraka. Bagaimanapun, hari ini, sains moden telah membuktikan bahawa sama seperti materi, masa, yang timbul dari materi, juga telah diciptakan dari tiada, dan dengan itu ia juga mempunyai permulaan. Pada masa yang sama, masa adalah fahaman yang relatif, dan bukanlah static dan tidak berubah sebagaimana yang dipercayai sejak sekian lama oleh golongan materialis, dan bahawa ia adalah satu bentuk persepsi yang berubah juga telah dibuktikan di abad ini. Konsep relativiti masa dan ruang juga telah dibuktikan oleh Teori Relativiti Einstein dan fakta ini membentangkan asas fizik moden yang ada hari ini.

Untuk meringkaskannya, masa dan ruang adalah dua konsep yang bukan mutlak, yang mempunyai permulaan dan telah diciptakan oleh Allah dari tiada. Allah, yang mencipta masa dan ruang, sudah pasti tidak terikat dengannya. Allah menakrif, menentukan dan mencipta setiap ketika di dalam masa di dalam masa-sifar. Ini adalah yangmenjadi intipati hakikat 'takdir', yang gagal untuk difahami oleh golongan materialis.

Semua peristiwa-peristiwa yang telah dan yang akan dialami oleh kita, semuanya di dalam pengetahuan dan kekuasaan Allah, yang tidak terbelenggu oleh masa, dan yang mencipta masa dari tiada.

Hari ini, sains moden mengesahkan fakta yang telah dikhabarkan di dalam AL-Qur'an 1400 tahun lalu, yang amat diyakini oleh orang yang beriman. Ini menjadi saksi bahawa Al-Qur'an adalah kalam Allah. Di sudut lain, pemikiran materialis, yang menafikan kewujudan Allah dan fakta penciptaan untuk berabad lamanya, telah pun ditolak di dalam setiap pelbagai bidang sains, sebuah disiplin yang sentiasa menjadi rujukannya dan yang menjadi tempat perlindungannya. Di dalam buku ini, kita akan menghasilkan bukti-bukti untuk menunjukkan bahwa dakwaan golongan materialis sebenarnya tidak mempunyai sebarang asas saintifik dan logik, dan sebaliknya, materialisme secara total telah dimusnahkan oleh bidang sains kontemporari. Subjek-subjek yang dibentangkan disini mengendungi bukti-bukti yang sangat penting mengenai intipati kebendaan dan sifat relatif masa dan ruang. Oleh hal yang demikian, kamu akan menemui beberapa fakta yang tidak pernah kamu fikir selama ini, dan akan memahami bahawa intipati kebendaan sebenarnya adalah amat berbeza dari apa yang dikemukakan oleh materialisme atau apa yang kamu fikirkan sebelum ini.

Untuk Maklumat lanjut berkaitan teori ini sila ke
Sumber Utama: Harun Yahya




Sunday, September 19, 2010

Ini suatu peringatan

AHMAD SAIFUL

.: Ini suatu peringatan yang amat penting!!!. :.

Bukankah Aku telah perintahkan kamu wahai anak-anak Adam, supaya kamu jangan menyembah Syaitan? Sesungguhnya ia musuh yang nyata terhadap kamu! (Yasin : 60)


Berasaskan kepada keyakinan akan isyarat firman Allah SWT. seperti di atas yang memberi peringatan yang besar dan penting tentang permusuhan syaitan laknatullah yang berakar-umbi semenjak zahirnya ciptaan makhluk manusia pertama Nabi Adam Alaihissalam. Kita semua lemah dan tidak bisa terlepas dari permusuhannya dan tipudaya nya kerana manusia mulia yang dijadikan dengan Qudrat Allah seperti Nabi Adam Alaihissalam pernah menjadi mangsa putar belitnya sehingga menerima hukuman dikeluarkan dari syurga tempat cerah kepada dunia tempat gelap.

Kitab-kitab yang menjadi tempat rujukan dan ambilannya ialah dari Kitab Minhajul Abidin oleh Imam Al-Ghazali, Kitab Syarah Usul Tahqiq yang tidak diketahui siapa penterjemahnya, Kitab Tanbihul Ghafilin karangan Abullaits Assamarqandi serta dobet dan kata-kata dari Tuan Guru Suluk. Haji Mohamad bin Haji Ali.


Ini suatu peringatan yang amat penting!!!.


Kedua; sebab engkau harus memusuhi syaitan itu ialah kerana syaitan sudah menjadi tabiatnya dilahirkan untuk memusuhi kamu, dan mereka selalu siap untuk memerangi kamu, siang-malam terus menerus melemparimu dengan senjata-senjatanya, sedangkan engkau tidak sedar dan lalai daripadanya, maka apalah jadinya nanti.

Kemudian ada lagi satu erti yang penting bagimu untuk diperhatikan iaitu bahawa engkau beribadah kepada Allah dan mengajak makhluk kepada keedhoan Allah dengan ucapan dan perbuatan, yang kesemuanya ini bertentangan dengan perbuatan syaitan dan cita-citanya dan kemahuannya serta usahanya. Ini adalah petanda engkau sudah siap untuk membuat syaitan dan mencari jalan untuk menang dan untuk menentangnya. Maka syaitan pun demikian, dia sudah siap pula untuk melawan dan memerangimu serta menipumu sampai engkau binasa bahkan supaya engkau hancur sama sekali, kerana diapun sudah merasa tidak aman lagi daripadamu

Syaitan itu, bagi orang-orang yang baik kepadanya menjadi teman kerana selalu menurutkan kemahuannya seperti kafir-kafir, termasuk juga pada mereka yang tidak mempunyai maksud untuk memerangi mereka dan tidak benci kepadanya. Terhadap orang-orang yang demikian itu syaitan sudah bermaksud untuk membinasakan dann menjahanamkan terus-terusan.

Sebenarnya terhadap orang-orang yang sejalan dengannya, syaitan tetap merasa bermusuhan secara umum, tetapi terhadapmu, rasa permusuhannya adalah secara khusus dan persoalanmu bagi syaitan dianggap penting sekali, kerana bersama syaitan itu terdapat banyak pembantu-pembantu dan teman-temannnya untuk membinasakanmu. Di antaranya yang paling garang ialah hawa nafsumu sendiri, di samping itu banyak sebab-sebab dan lobang serta pintu untuk syaitan masuk kepadamu, sedangkan engkau sering lupa.

Benar sekali apa yang yang dikatakan oleh Sayyidina Yahya bin Muad'dz Arrozy;


"Syaitan itu pengganggur, penuh waktunya untuk menjalankan rencananya, sedangkan engkau terus sibuk dan syaitan melihatmu, tetapi engkau tidak melihatnya, engkau lupa kepada syaitan, tapi syaitan selalu ingat kepadamu, dan untuk mengalahkanmu syaitan banyak pembantunya"


Oleh kerana itu engkau harus mempunyai tekad untuk memerangi dan mengalahkan dia. Jika tidak, engkau tidak bisa aman dari binasa dan kehancuran.

Dan sesungguhnya Iblis telah dapati sangkaannya tepat terhadap mereka, iaitu mereka menurutnya, kecuali sebahagian dari orang-orang yang beriman [yang tidak terpedaya kepada hasutannya](Saba : 20)

Tipuan Syaitan Terhadap Mereka Yang Beribadat

Adapun tipuan serta ajakan syaitan terhadap manusia agar meninggalkan beribadah kepada Allah Taala ada 7 macam jalan;

1. Syaitan melarang manusia, agar jangan taat kepada Allah. Orang-orang yang dipelihara Allah, akan menolak ajakan itu dan akan berkata:

Aku sangat memerlukan sekali kepada pahala dari Allah, kerana aku harus mempunyai bekal dari dunia untuk akhirat yang kekal abadi.
2. Bila pujukan pertama tidak berhasil, maka syaitan mengajak manusia untuk mengakhiri taat; nanti saja atau kalau sudah tua, dan sebagainya. Orang-orang yang terpelihara akan menolak ajakan itu dan akan berkata:

Ajalku bukan pada tanganku; jika aku menunda-nunda amal hari ini untuk esok, maka amal hari esok bila akan aku kerjakan, padahal tiap-tiap hari dan waktu mempunyai amal tersendiri dan hak hukum waktunya.
3. Kadang-kadang syaitan akan mendorong manusia supaya terburu-buru mengerjakan amal baik dengan amat segera dan katanya: Ayuh' cepat-cepat beramal supaya engkau dapat memburu lagi amal lainnya. Orang-orang yang selamat tentu menolak dan berkata:

Amal yang sedikit tapi sempurna lebih baik daripada amal banyak tetapi tidak sempurna. Dalam hal Nabi Muhammad SAW. pernah bersabda dengan maksud:
"Tergopoh-gopoh itu pembawaan dari syaitan, kecuali dalam lima perkara;1. Mengkahwinkan anak perawan jika telah sampai waktunya.
2. Membayar hutang jika sudah sampai janjinya.
3. Menguruskan mayat bila datang ajalnya.
4. Menghormati tetamu di kala ia datang bertandang.
5. Bertaubat setelah mengerjakan dosa.
4. Syaitan itu lalu menyuruh manusia supaya mengerjakan amal baik dengan sempurna sebab kalau tidak sempurna nanti dicela oleh orang lain. Orang-orang yang terpelihara tentu menolaknya dan akan berkata;

Untuk saya cukup dinilai oleh Allah sahaja dan tidak ada faedahnya beramal kerana manusia. Ini adalah isyarat supaya manusia Riya' dalam amalnya.
5. Setelah itu syaitan menancapkan perasaan dalam hati orang yang beramal dengan mengatakan; Betapa tingginya darjatmu dapat beramal sholeh dan betapa pula cerdikmu dan kesempurnaanmu. Orang-orang yang baik akan menjawab

bahawa semua keagungan dan kesempurnaann itu kepunyaan Allah, bukan kekuatan atau kekuasaan aku. Allahlah yang memberi taufiq kepadaku untuk mengerjakan amal yang Ia redhoi, dan memberikan ganjaran yang besar dengan anugerah kurniaNya. Jika sekiranya tanpa kurnia Allah, maka apalah harganya amalku ini dibandingkan dengan banyaknya nikmat Allah kepadaku, di samping dosaku yang banyak pula.
Tidak dapat berkata-kata dan mengamalkan begini melainkan mereka yang mempunyai ilmu pengetahuan tentang Ilmu Tasauf atau Ilmu Makrifat.

6. Setelah jalan kelima gagal, maka syaitan mengajukan jalan yang keenam. Jalan ini lebih hebat dari yang disebut tadi, dan tidak akan bisa selamat terhadapnya kecuali orang yang cerdik dan hidup fikirannya. Syaitan itu berkata, membisikkan di hati manusia: "Bersungguh-sungguhlah engkau beramal dengan Sir, jangan diketahui oleh manusia sebab Allah jualah yang akan menzhohirkan amalmu nanti terhadap manusia dan akan mengatakan bahawa engkau adalah seorang hamba Allah yang ikhlas". Syaitan itu mencampur-baurkan terhadap setiapa orang yang beramal dengan amal tipuannya yang lemah sekali. Dengan ucapannya itu, syaitan bermaksud untuk memasukkan sebahagian daripada penyakit Riya'. Orang yang terpelihara oleh Allah akan menolak ajakan syaitan itu dengan mengatakan;

Hai Malaun (yang dilaknat) tiada henti-henti engkau menggodakaku untuk merosakkan amal dan ibadatku dengan berbagai-bagai jalan dan sekarang engkau berpura-pura seolah-olah akan memperbaiki amalku, padahal maksudmu untuk merosakkannya. Aku ini hamba Allah dan Allahlah jua yang menjadikan aku. Kalau Allah SWT. berkehendak menzhohirkan amalku atau menyembunyikannya; dan kalau berkehendak menjadikan aku mulia atau hina, ini adalah urusan Allah. Aku tidak gelisah apakah amalku itu diperlihatkan oleh Allah kepada manusia atau tidak kerana itu bukan urusan aku sebagai seorang hamba Allah.
7. Setelah gagal syaitan itu menggoda dengan jalan keenam, maka ia menggoda lagi dengan jalan ketujuh dengan mengatakan; "Hai manusia..tidak perlu engkau menyusahkan dirimu untuk beramal ibadah, kerana jika engkau telah ditetapkan oleh Allah pada masa azali dan dijadikan makhluk yang bahagia, maka tidak menjadi mudorat apa-apa bagi engkau untuk meninggalkan amal, engkau akan tetap menjadi seorang yang bahagia. Sebaliknya jika engkau dikehendaki Allah menjadi orang yang celaka, maka tidak ada gunanya lagi engkau beramal dan tetaplah engkau celaka".Orang-orang yang terpelihara oleh Allah tentu akan menolak godaan ini dengan mengatakan:

Aku ini seorang hamba, berkewajipan menurut perintah Tuhanku. Tuhan Maha Mengetahui , menetapkan sekehendakNya dan berbuat apa saja yang dikehendakiNya. Amalku tetap akan bermanfaat, walau bagaimanapun keadaanku. Jika aku dijadikan seorang yang seorang yang berbahgia, aku tetap perlu beribadah untuk menambah pahala, dan jika aku dijadikan seorang yang celaka, aku tetap harus beramal ibadah, supaya tidak menjadi penyesalan bagi diriku meninggalkan amal itu.
Jika sekiranya aku dimasukkan neraka, padahal aku taat, aku lebih senang daripada jika dimasukkan neraka kerana aku maksiat. Tetapi tidak akan demikian keadaannya kerana janji Allah pasti terjadi dan sabdaNya pasti benar. Allah telah menjanjikan kepada siapa yang beramal taat kepadaNya akan diberi ganjaran. Siapa-siapa yang meninggal dunia dalam keadaan beriman dan taat kepada Allah, tidak akan dimasukkan ke dalam neraka dan pasti akan dimasukkan ke Syorga. Jadi masuknya, seseorang ke Syurga bukanlah kerana kekuatan amalnya, tetapi kerana janji Allah semata yang pasti dan suci.
Oleh kerana itu, sedarlah wahai hamba Allah, semoga Allah memberi rahmat kepadamu, sesungguhnya urusan taat kepada Allah seperti yang engkau lihat dan dengar bahawa banyak sekali godaan dan tipuan syaitan untuk menggagalkannya. Qiyaslah segala urusan dan tingkah laku kepada keadaan tersebut, dan bermohonlah pertolongan kepada Allah agar engkau dilindungi dan dipelihara dari kejahatan syaitan ini, kerana sega sesuatu benda di bawah kekuasaan Allah dan kepada Allah kita mohon Taufiq untuk mendapatkan keridhoaanNya.

TIDAK ADA DAYA UNTUK MENINGGALKAN MAKSIAT DAN TIDAK ADA KEKUATAN UNTUK MENGERJAKAN TAAT, KECUALI DENGAN PERTOLONGAN ALLAH YANG MAHA LUHUR DAN MAHA AGUNG

Dan sememangnya tiadalah bagi Iblis sebarang kuasa untuk menyesatkan mereka, melainkan untuk menjadi ujian bagi melahirkan pengetahuan Kami tentang siapakah yang benar-benar beriman kepada hari akhirat dan siapa pula yang ragu-ragu terhadapnya. Dan (ingatlah) Tuhanmu sentiasa mengawal serta mengawasi tiap-tiap sesuatu. [Saba : 21]

Hikayat dari Ahli Tasauf Wahab bin Munabih RA.

Dipetik dari Kitab Hikam Ibni Athoillah As-Kandari (halaman 25)

Seorang lelaki daripada Bani Israil telah berpuasa ia selama 70 tahun lamanya. Dalam tiap-tiap tahun, lelaki berkenaan hanya akan berbuka pada dua hari raya dan tiga hari tasyrik.

Maka memohon ia kepada Allah Taala supaya diperlihatkannya bagaimana derhaka dan tipu dayanya terhadap manusia. Maka setelah lama sekali berpanjangan masa hajat dan niatnya untuk melihat syaitan itu, namun tiada diperkenankan pintanya.

Maka kata lelaki tersebut;

"Maka jikalau aku minta nyatakan atas kesalahanku dan dosaku antaraku dan Tuhanku, nescaya adalah terlebih baik daripada pekerjaannya(hajatku) untuk melihat syaitan".

Mendengar kata-kata itu, Allah Taala telah memerintah seorang malaikat kepada lelaki tersebut. Maka berkata malaikat kepadanya;

"Bahawasanya Allah 'Azzawajalla telah menyuruh ia akan daku kepadamu supaya menyampaikan firmanNya kepadamu yang bermaksud

"Kata-kata mu itu(untuk melihat kesalahan dan dosa) itu terlebih baik kepada Allah daripada yang telah lalu daripada segala ibadatmu. Maka telah dibukakan Allah Taala akan penglihatanmu untuk melihat syaitan. Maka lihatlah olehmu akan dia(syaitan)".

Maka dilihat oleh lelaki tersebut berduyun-duyun beberapa tentera malaun (syaitan) dalam bumi ini dan tiadalah seseorang daripada manusia melainkan syaitan berada di sekelilingnya seperti keadaannya beberapa lalat (yang menggerumumi bangkai). Maka kata lelaki tersebut;

"Hai Tuhanku....bagaimana bisa selamat orang daripada keadaan ini?". Maka firman Allah Taala

"Warak".

Iblis berkata: " Demi kekuasaanmu (wahai Tuhanku), aku akan menyesatkan mereka semuanya [Saad : 82]

Tipu Daya Syaitan Pada Murid Sheikh Junaid Al-Bagdadi

Dipetik dari Tazkiratul Aulia (halaman 114)

Syaitan telah masuk ke dalam hati seorang daripada murid Sheikh Junaid dan membisikkan bahawa murid itu telah mencapai kesempurnaan dan tidak perlu lagi berkawan dengan Aulia Allah.

Murid itu pun memencilkan dirinya. Satu hari dia berkata kepada seorang kawannya bahawa dia telah dikunjungi oleh malaikat pada tiap-tiap hari dengan membawa unta yang berhiasan dan membawa dia melawat ke langit.

Apabila Sheikh Junaid mendengar perkara itu, beliau pun tinggal semalam bersama dengan muridnya itu. Sheikh Junaid menyuruh murid itu berkata kepada malaikat yang dikatakan datang mengunjunginya itu

"Kamu pesuruh iblis! Pergi jahanamlah kamu!!!"

Murid itu pun menyebut perkataan itu apabila malaikat itu datang. Apa yang dikatakan malaikat dan unta itu pun lari dan hilang dan didapati dirinya duduk di atas tong sampah dan rangka-rangka bangkai binatang yang bertaburan di situ.

Murid itu pun bertaubat dan meminta perlindungan dari Sheikh Junaid. Sheikh Junaid berkata;

"Memencilkan diri bagi orang yang dalam permulaan menjalankan perjalanan (Thoriqat) adalah bahaya. Berdampingan dengan guru yang mursyid adalah perlu".

Jika murid kepada Imam Besar Ilmu Tasauf Sheikh Junaid boleh diperdayakan oleh syaitan....betapa pula dengan mereka yang menggelarkan diri mereka Ahli Hakikat yang tinggi tetapi berguru dengan guru yang tidak dikenali asal-usul salsilahnya. Ada yang sampai terpadaya dengan ketinggian kata-kata guru berkenaan sehinggakan melanggar batas yang telah ditetapkan oleh syariat Rasulullah hinggakan sembahyang pakai niat sahaja, mengerjakan haji dengan tawaf mengelilingi pokok kayu. Berhati-hatilah memilih jalan ini dan lihatlah siapa guru anda agar anda tidak terpilih guru syaitan. Perhatikan kata-kata dari seorang Aulia Allah ini sebagai panduan dalam memilih Guru Thoriqat;

Shiekh(guru) itu boleh jadi di barat, tetapi beliau tahu keadaan muridnya di Timur. Kebolehan yang paling kurang bagi seseorang guru ialah dia mempunyai "KASFIL QALBI" (membaca hati murid) dan "KASFIL KUBUR" (sedar tentang keadaan orang yang mati dalam kubur). Jika dia tidak mempunyai kebolehan ini, maka haramlah dia membimbing muridnya.

Dia tidak boleh menjadi guru. Dia henndaklah tahu keadaan dunia dahulu dan sekarang. Beliau adalah khalifah di bumi ini. Firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 30 yang bermaksud;

'Kami jadikan dia khalifah di bumi ini".

Sesungguhnya hamba-hambaKu (yang beriman dengan ikhlas), tiadalah engkau (hai iblis) mempunyai sebarang kuasa terhadap mereka (untuk menyesatkannya); cukuplah Tuhanmu (wahai Muhammad) menjadi Pelindung (bagi mereka). [Al-Isra' : 65]

Iblis Menggoda Nabi Ayub Alaihissalam

Para malaikat memuji akan sikap dan keperibadian Nabi Ayub as yang suka beribadah dan mengingat Allah SWT. Hidupnya penuh dengan rasa kesyukuran yang mendalam atas nikmat yang dibahagikan oleh Allah SWT kepadanya. Iblis mendengar pujian para Malaikat tersebut yang membuat hatinya menjadi panas kerana ia telah bersumpah dengan Allah untuk menggoda setiap anak cucu Adam. Oleh sebab itu ia tidak rela melihat manusia yang berada di permukaan bumi ini beriman, beribadah dan beramal soleh.

Kemudian Iblis menjumpai Ayub untuk melihat sendiri tentang apa yang diperkatakan oleh malaikat itu. Ternyatanya memang benar bahawa Nabi Ayub as memang patut menerima pujian tersebut. Nabi Ayub hidup dalam keadaan yang serba mewah dengan harta kekayaan yang banyak, hidup rukun dengan anak dan isterinya. Namun begitu Nabi Ayub tidak terlena dengan kekayaan dan anak isterinya itu, siang malam bibirnya tidak lepas dari mengingat Allah SWT bersujud dan bersyukur kepada Nya, serta memiliki rasa kasih sayang yang tinggi terhadap sesama makhluk.

Iblis berusaha untuk menggoda Nabi Ayub as tetapi gagal, namun ia tidak berputus asa untuk menggoda Nabi Ayub. Kemudian ia pergi menghadap kepada Allah dan ia berkata: “Wahai Tuhan, sesungguh Ayub menyembah dan bertasbih kepada Mu bukan lantaran ia ikhlas dan tulus kerana cinta dan taat kepada Mu. Ia melakukan itu hanya kerana takut kehilangan semua kesenangan duniawi yang Engkau berikan kepadanya. Di samping itu ia masih mengharapkan agar kekayaannya bertambah berlipat ganda. Untuk itu ia menyembah Mu, andai kata ia ditimpa musibah sehingga hartanya menjadi musnah tentu ia akan berpaling daripadaMu.”

Kemudian Allah berfirman kepada Iblis: “Sesungguhnya Ayub adalah hambaKu yang sangat taat kepadaKu, ia seorang mukmin sejati, apa yang ia lakukan untuk mendekatkan diri kepadaKu semata-mata didorong oleh keimanan yang teguh dan ketaatan kepadaKu. Engkau memang tidak rela melihat anak cucu Adam berada di jalan yang benar dan lurus. Untuk menguji hati Ayub dan keimanannya kepadaKu, Aku izinkan engkau untuk mencuba menggodanya serta memalingkannya daripada Ku.”

Iblis mengumpul para sahabatnya untuk menguji dan memalingkan keimanan Nabi Ayub. Untuk pertama kali ia berusaha menghancurkan harta benda Nabi Ayub. Dengan berbagai cara akhirnya Iblis dengan kawan-kawannya para syaitan itu berhasil memusnahkan binatang ternak, ladang-ladang serta bangunan-bangunan milik Nabi Ayub. Dengan waktu yang singkat Nabi Ayub yang kaya raya itu menjadi miskin. Yang ada hanya segumpal hati yang penuh keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Setelah itu Iblis pun datang menemui Nabi Ayub dengan menyamar sebagai orang tua yang bijaksana, dan berkata: “Sesungguhnya musibah yang menimpa mu ini sangat mengerikan, dalam waktu yang singkat segala harta mu jadi musnah, tentu sahabat-sahabat menjadi sedih dan bertanya apa sebabnya Ayub menerima musibah seburuk ini. Sementara musuh-musuh mu ada yang berkata; musibah ini datang mungkin Ayub tidak ikhlas dalam beribadah, dan ada lagi yang berkata, kalau Tuhan Ayub benar-benar berkuasa nescaya Dia dapat menyelamatkan Ayub dari bencana ini.

Sebahagian yang lain ada yang berkata, mungkin amal ibadah Ayub tidak diterima oleh Tuhan sebab dilakukan bukan dengan hati yang bersih, serta mempunyai sifat riya’ dan ingin dipuji. Aku pun merasa berdukacita kepada mu hai Ayub dengan nasib mu ini.” Kemudian Iblis merayu dan memujuk Nabi Ayub dengan kata-katanya yang manis.
Kemudian Nabi Ayub berkata: “Ketahuilah bahawa apa yang telah aku miliki, semuanya itu barang pemberian Allah yang dimintanya kembali setelah aku cukup menikmatinya dan menggunakannya. Segala puji dan kesyukuran hanya untuk Allah yang telah memberikan kurniaNya kepada ku dan mencabutnya kembali. Dia Maha Kuasa yang dapat berbuat sesuai dengan kehendakNya. Sebagai hamba kita harus menerima takdirNya itu.” Setelah selesai berbicara Nabi Ayub pun bersujud kepada Allah SWT.

Iblis segera meninggalkan rumah Nabi Ayub dengan rasa kecewa dan hampa. Namun begitu dia masih berhasrat untuk mencelakakan Nabi Ayub as. Kembali ia menghadap kepada Allah SWT dan meminta izin untuk meneruskan usahanya. Iblis berkata: “Wahai Tuhan, Ayub tidak mahu menerima hasutan ku, bahkan sedikitpun tidak goyah imannya kepada Mu, walaupun segala harta dan kekayaannya telah musnah. Mungkin kerana dia masih memiliki harapan, bahawa anak-anaknya yang sihat dan kuat akan meneruskan kehidupannya untuk hari tua.

Menurut ku Ayub tidak akan sanggup menerima musibah, jika kecelakaan itu ditimpakan kepada anak-anak yang sangat dicintainya itu. Oleh sebab itu ya Tuhan, izinkan aku sekali lagi untuk mencuba kesabarannya, dan keteguhan imannya. Godaan yang ku lakukan ini terhadap keluarganya dan putera-putera yang sangat disayanginya itu.”
Allah mengizinkan permintaan Iblis itu. Iblis pun pergi bersama-sama kawan-kawannya untuk memusnahkan putera-putera Nabi Ayub. Rumah yang diduduki oleh putera-putera Nabi Ayub menjadi hancur begitu pula putera-puteranya meninggal semuanya.

Kemudian Iblis pun pergi ke rumah Nabi Ayub menyamar sebagai sahabat Nabi Ayub, untuk mengucapkan rasa dukacita atas musibah yang menimpa Nabi Ayub serta keluarganya itu.

Iblis berkata; “Hai Ayub sudah engkau melihat putera-putera mu yang mati ditimbus oleh bangunan rumah-rumahnya akibat dari gempa bumi itu? Sudah jelas hai Ayub bahawa Tuhan tidak menerima ibadah mu selama ini dan tidak menjaga dan melindungi mu sebagai balasan dari amal soleh mu.”

Mendengar ucapan Iblis itu, menangislah Nabi Ayub tersedu-sedan sambil berkata: “Allah lah yang memberi dan Dia pulalah yang mengambil kembali. Segala puji bagi-Nya Tuhan Yang Maha Pemberi dan Maha mencabut kembali.”

lblis pergi meninggalkan Nabi Ayub yang sedang dalam keadaan sujud kepada Allah SWT. Kemudian Iblis kembali mengadap Allah. “Wahai Tuhan, Ayub telah kehilangan harta benda bahkan putera-puteranya namun ia masih tetap memiliki keimanan yang kuat. Izinkan aku ya Tuhan untuk menguji sekali lagi terhadap kesihatan dirinya. Kerana jika sudah sakit dan lumpuh sudah tentu ia akan malas mengerjakan ibadah kepada Mu.”

Allah mengizinkan kehendak Iblis tersebut. Iblis memerintahkan kepada pengikut-pengikutnya supaya menaburkan benih-benih penyakit ke dalam tubuh Nabi Ayub. Sehingga Nabi Ayub menjadi orang yang tidak bermaya, semua orang menjauhinya disebabkan penyakit yang menimpanya itu dapat berjangkit kepada orang lain. Hanya isterinya yang setia menjaga dan merawat Ayub.

Iblis masih melihat walaupun Nabi Ayub dalam keadaan yang tidak berdaya itu ia masih tetap beribadah kepada Allah SWT bibirnya terus menyebut nama Allah. Iblis menjadi kesal dengan sikap Nabi Ayub tersebut, sehingga ia meminta pendapat terhadap teman-temannya bagaimana cara untuk menghancurkan keimanan Nabi Ayub itu.
Di antara mereka ada yang berkata Engkau telah berhasil mengeluarkan Nabi Adam dari syurga bagaimana engkau dapat melakukan hal itu?” Iblis baru teringat hal itu dilakukan dengan jalan menggoda isteri Adam. Mungkin idea ini dapat dilakukan terhadap isteri Nabi Ayub.

Pergilah ia menemui isteri Nabi Ayub dengan menyamar sebagai seorang sahabat Nabi Ayub. Iblis membisikkan rayuannya kepada telinga isteri Nabi Ayub. Akhirnya isteri Nabi Ayub pergi menemui Nabi Ayub yang sedang menanggung penderitaan itu dan sedang bertasbih kepada Allah SWT. Kemudian ia berkata; “Wahai suami ku sampai bilakah engkau diseksa oleh Tuhan mu, yang mana segala harta dan putera-putera kita telah musnah, begitu juga sahabat-sahabat mu telah menjauhkan diri. Mohonlah wahai suami ku Ayub kepada Tuhan mu, supaya kita dibebaskan dari penderitaan yang terus menerus ini.”

Kemudian Nabi Ayub berkata; “Wahai isteri ku engkau menyesali akan peristiwa yang terjadi, aku ingin bertanya kepada mu berapa tahunkah kita menikmati kesenangan dan kemewahan yang diberikan oleh Allah?” Isterinya menjawab 80 tahun. Kemudian Nabi Ayub bertanya lagi; “Berapa lamakah kita dicuba oleh Allah seperti ini?” Isterinya menjawab tujuh tahun.”

“Aku malu untuk memohon kepadaNya untuk bebas dari cubaan ini, jika dibanding nikmat yang kita rasakan dengan cubaan yang diberikan oleh Allah tidak sebanding. Kiranya engkau telah mendengar hasutan Iblis yang durjana sehingga imanmu menjadi menipis. Tunggulah ganjaran mu nanti, setelah aku sihat aku akan mencambuk mu sebanyak seratus kali. Tinggalkan aku seorang diri di sini menunggu takdir Ilahi!”

Setelah Nabi Ayub hidup sendiri ia bermohon kepada Allah SWT. “Wahai Tuhan ku, Iblis telah mengganggu ku, dengan berbagai godaan yang dilakukannya hanya Engkaulah wahai Tuhan ku yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.”

Kemudian Allah SWT menerima doa Nabi Ayub as kemudian Allah berfirman, “Hentakkanlah kaki mu ke tanah. Dari situ akan keluar air, dan dengan air itu engkau akan menjadi senang dan sihat dari penderitaan penyakit mu jika engkau gunakan untuk minum dan mandi.” Dengan kekuasaan Allah, Nabi Ayub sihat dari penyakitnya, bahkan kelihatan lebih sihat dari ketika ia masih muda.

Nabi Ayub telah bersumpah akan memukul isterinya seratus kali apabila ia telah sembuh, ia merasa wajib untuk melaksanakannya walau timbul rasa kasihan untuk melakukannya. Sebab isteri beliau sangat setia dan baik hati. Di dalam keraguan Nabi Ayub tersebut maka turunlah wahyu Allah SWT. “Hai Ayub ambillah dengan tangan mu seikat rumput dan pukullah isteri mu dengan rumput itu sebanyak seratus kali sehingga dengan demikian tertebuslah sumpah mu itu.”

Akhirnya Nabi Ayub as hidup rukun dan damai seperti semula, bahkan Allah SWT mengganti putera-puteranya sebanyak itu juga. Begitulah bukti dari kesabaran seorang hamba Allah SWT yang tidak tergoda dengan pujuk rayu Iblis. (kisah ini dapat dibaca dalam Al-Quran surah Sad ayat 41-44 dan surah Al Anbiya ayat 83-84).

Begitulah tipu daya Iblis yang pandai menggoda, membisik sesuatu yang indah ke dalam setiap hati dan telinga umat manusia. Ia akan merasa cemburu dengan orang-orang yang beriman dan beramal soleh serta bersujud hanya kepada Allah SWT. Sebaliknya ia akan tertawa dan berbangga hati jika orang-orang yang telah beriman dapat dirayunya dan mengikuti jalan yang sesat.

Dan sesungguhnya Iblis telah dapati sangkaannya tepat terhadap mereka, iaitu mereka menurutnya, kecuali sebahagian dari orang-orang yang beriman (yang tidak terpedaya kepada hasutannya). (Saba : 20)

Nasihat Iblis kepada Nabi Nuh

Di antara manusia yang mendapatkan umur yang sangat panjang di dunia ini adalah Nabi Nuh as. Al-Quran menga takan bahawa dia pernah hidup di sekitar kaumnya selama sembilan ratus lima puluh tahun. Sepanjang masa itu Nabi Nuh telah menyeru mereka pada jalan Allah, namun hanya sedikit dari mereka yang kemudian mengikuti jalannya. Melihat kaumnya yang sengaja mengingkari agama Allah, bahkan sering mengganggunya, Nabi Nuh memohon kepada Allah agar ditimpakan bencana kepada mereka. Allah mengabulkan permohonannya.

Nabi Nuh diperintahkan untuk membuat kapal besar yang boleh memuat semua jenis makhluk hidup. Allah akan menurunkan hujan yang sangat lebat dan mengalirkan banjir yang sangat besar sehingga tidak satu pun dari mereka yang kafir akan tertinggal.

Tiba waktunya apa yang ditentukan oleh Allah. Bersama semua pengikutnya dan segenap pasangan makhluk melata lain Nabi Nuh naik ke atas kapal. Hujan mulai turun membasahi bumi. Nabi Nuh memperhatikan satu persatu dari mereka yang hadir di kapal. Tiba-tiba matanya memandang seorang lelaki tua yang tidak dikenalnya.

“Siapa anda?” tanya Nabi Nuh ingin tahu.

“Aku Iblis,” jawabnya.

Dasar Iblis, dia tahu saja bagaimana cara masuk ke dalam kapal Nabi kekasih Allah itu. Dia boleh hadir di mana saja dia mahu. Bukan kerana dia makhluk ajaib, tetapi dia memang sangat gigih memperjuangkan usahanya.

“Mengapa engkau mahu ikut kami?” tanya Nabi Nuh lagi.

“Aku bukan mahu ikut kapalmu dan ingin selamat bersamamu. Aku hanya ingin mengganggu hati para pengikutmu. Biarlah tubuh mereka bersamamu asal hati mereka bersamaku,” jawab Iblis terus terang.

Iblis memang tidak pernah menyembunyikan niat jahatnya untuk mencelakakan manusia. Fikirnya, semua manusia sudah tahu siapa dia. Sejak zaman Adam sampai hari kiamat. Mengapa harus berbohong lagi, kerana tidak semua yang manusia ketahui pasti akan diikuti.

“Keluarlah dari kapalku, wahai musuh Allah!” kata Nabi Nuh kepada Iblis.

Iblis tidak menjawab apakah mahu keluar atau akan tetap di sana. Sebelum Nabi Nuh, Allah juga pernah mengusirnya keluar dari syurga. Tetapi, dia masih saja membangkang perintah Allah dan terus berusaha menggoda Adam sampai berhasil.

Dia hanya berkata, “Wahai Nuh, aku menyimpan lima strategi yang dengannya aku akan boleh mencelakan umat manusia. Aku akan sebutkan padamu yang tiga, tapi akan menyembunyikan darimu dua lainnya.” Kemudian Allah mewahyukan pada Nuh agar tidak usah mendengarkan yang tiga, tapi dengar saja dua yang lainnya.

“Aku tidak berminat mendengar tiga strategi yang akan engkau sebutkan itu, tapi sebutkan dua strategi yang engkau sembunyikan dariku,” jawab Nuh.

Iblis berkata, “Wahai Nuh aku akan berusaha membinasakan manusia dengan dua cara: pertama, dengan cara menanamkan sifat dengki dalam hati mereka; dan kedua dengan cara menanamkan sifat serakah dalam jiwa mereka. Kerana dengki maka aku dilaknat oleh Allah dan dijadikannya sebagai syaitan yang terkutuk. Dan kerana serakah maka Adam menghalalkan segala makanan di syurga sehingga dia dikeluarkan. Dengan dua sifat ini, kami semua dikeluarkan dari syurga.

Setelah kapal Nabi Nuh mendarat dengan segenap penumpangnya, tiba-tiba si Iblis datang lagi menghampirinya. Dengan suara yang amat merdu dia berkata pada Nuh, “Aku sangat berterima kasih padamu, lebih dari semua makhluk yang ada di bumi ini.”

“Terima kasih dari apa?” tanya Nabi Nuh ingin tahu.

“Permohonanmu agar orang-orang kafir itu dicelakakan telah dikabulkan oleh Allah. Dengan cara itu bererti engkau telah meringankan bebanku,” kata Iblis.

“Wahai Nuh, jangan sekali-kali engkau mendengki kerana ia telah mengantarku pada keadaan seperti ini. Dan jangan sekali-kali engkau serakah kerana ia telah menghantar Adam seperti yang dialaminya.”

Dan sememangnya tiadalah bagi Iblis sebarang kuasa untuk menyesatkan mereka, melainkan untuk menjadi ujian bagi melahirkan pengetahuan Kami tentang siapakah yang benar-benar beriman kepada hari akhirat dan siapa pula yang ragu-ragu terhadapnya. Dan Tuhanmu sentiasa mengawal serta mengawas tiap-tiap sesuatu.[Saba 21]

Jalan Syaitan Melolosi Dapat Anak Adam

1. Dari sifat rakus dan Su'udhdhan [jahat sangka, maka aku lawan dengan kepercayaan pada janji Allah dan Qanaah, dan untuk memperkuatkan perlawanan itu saya berpedoman pada kitab Allah dalam ayat yang bermaksud; "Tiada suatu pun melata di bumi ini melainkan dijamin oleh Allah rezekinya". Maka dengan itu aku patahkan ia.

2. Dari panjang angan-angan, lamunan, maka aku hadapi dengan ingat pada datangnya maut dengan tiba-tiba bersendikan ayat Allah yang bermaksud; " Tiada satu jiwa pun yang mengetahui dimana ia akan mati". Maka dengan itu dapat mematahkan tipuannya.

3. Dari keinginan istirahat dan nikmat, maka aku hadapi dengan mengingati hilangnya nikmat dan beratnya hisab, bersandarkan ayat Allah yang bermaksud; "Biarkan mereka makan dan bersuka-suka dan dilalaikan oleh angan-angan". dan ayat yang bermaksud; "Tidakkah kamu lihat jika kami senangkan mereka beberapa tahun, kemudian tiba apa yang telah dijanjikan pada mereka, maka tidak berguna kemewahan dan kesenangan mereka". Maka dengan itu aku tewaskan ia.

4. Dari Ujub bangga diri. Maka aku hadapi dengan mengingati kurnia dan takut pada akibat berdasarkan ayat yang bermaksud; "Maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang untung"., sedangkan aku tidak mengetahui yang aku termasuk ke dalam golongan yang mana. Maka dengan itu aku patahkan tipuan syaitan itu.

5. Dari meremehkan kawan dan tidak menghargai mereka. Maka aku lawan dengan dengan menghormati mereka bersendikan firman Allah yang bermaksud; "Kemulian itu Haq Allah dan Rasulullah dan orang-orang mukmin". Maka aku patahkan dengan itu.

6. Dari sifat hasud {dengki dan iri hati). Maka aku hadapi dengan keadilan Allah dalam membahagi nikmat buat makhlukNya berpandukan firman Allah yang bermaksud; "Kami yang membahagikan penghidupan mereka di dunia". Maka dengan itu aku dapat mematahkannya.

7. Dari sifat Riya dan ingin pujian orang. Maka aku patahkan dengan dengan ikhlas berdasarkan firman Allah yang bermaksud; "Maka siapa yang berharap akan bertemu pada Tuhan hendaklah beramal dengan amal yang sholeh dan tidak menyekutukan Tuhan dengan sesuatu apapun". Maka dengan itu aku patahkan tipuan syaitan itu.

8. Dari sifat kikir (bakhil). Maka aku hadapi dengan dengan mengingat rosaknya apa yang ada di tangan orang-orang berdasarkan ayat Allah yang bermaksud; "Apa yang ada padamu akan rosak binasa dan yang di sisi Allah tetap kekal". Maka dengan itu aku mengalahkannya.

9. Dari sifat sombong. Maka aku hadapi dengan sifat Tawadhu' berdasarkan ayat yang bermaksud; "Sungguh kami jadikan kamu dari lelaki dan perempuan dan kami jadikan kau bersuku-suku dan berbangsa-bangsa supaya mudah kenal-mengenal, bahawa orang yang termulia di antara kamu ialah orang-orang yang bertaqwa". Maka dengan itu aku dapat kalahkannya.

10. Dari sifat Tamak. Maka aku hadapinya dengan putusd harapan dari apa yang ada di tangan manusia, dan hanya berharap kepada Allah bersendikan ayat yang bermaksud; "Sesiapa yang bertaqwa kepada Allah, maka Allah memberinya jalan kelauar dari segala kesempitan dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka".

Sesungguhnya hamba-hambaKu (yang beriman dengan ikhlas), tiadalah engkau (iblis) mempunyai sebarang kuasa terhadap mereka (untuk menyesatkannya); cukuplah Tuhanmu menjadi Pelindung. [Al-Isra' : 65]

Dan sesungguhnya Iblis telah dapati sangkaannya tepat terhadap mereka, iaitu mereka menurutnya, kecuali sebahagian dari orang-orang yang beriman [yang tidak terpedaya kepada hasutannya](Saba : 20)

Iblis Dengan Nabi Muhammad SAW.

Wahab bin Munabbih berkata: Allah telah menyuruh iblis datang kepada Nabi Muhammad SAW. untuk menjawab segala pertanyaan-pertanyaannya. Maka datanglah iblis berupa orang yang tua yang bertongkat dan ketika ditanya oleh Nabi SAW.

"Siapakah kamu?"

Jawabnya; "Iblis."

Nabi SAW. bertanya lagi; "Kenapakah kamu datang?".

Jawab iblis; "Allah menyuruhku datang kepadamu untuk menjawab segala pertanyaanmu."

Lalu Nabi Muhammad SAW bertanya; "Ya Mal'uun! berapa musuh-musuhmu dari ummatku?".

Jawab iblis; "Lima belas orang".

1. Engkau (Nabi Muhammad SAW).

2. Imam yang adil.

3. Orang kaya yang merendah diri.

4. Pedagang yang jujur [benar].

5. Orang Alim yang khusyuk.

6. Orang mukmin yang suka menasihati.

7. Orang mukmin yang murah hati (belas kasih).

8. Orang yang bertaubat dan tetap pada taubatnya.

9. Orang yang menjauh dari segala yang haram.

10. Orang yang tetap berwudhu {apabila batal sentiasa diperbaharui dengan wudhu yang lain).

11. Orang mukmin yang banyak bersedekah.

12. Orang mukmin yang baik budi akhlaqnya.

13. Orang mukmin yang banyak jasa gunanya pada manusia.

14. Orang yang membawa Al-Qur'an dan selalu membacanya.

15. Orang yang suka sembahyang tahajjud malam di waktu orang-orang sedang tidur.

Lalu ditanya oleh Nabi SAW.; "Siapakah kawan-kawanmu dari umatku?".

Jawab iblis; "Sepuluh orang".

1. Raja(pemerintah) yang zalim..

2. Orang kaya yang sombong.

3. Peniaga yang khianat(penipu).

4. Pemabuk (Peminum arak).

5. Tukang adu domba (fitnah).

6. Pelacur.

7. Pemakan harta anak yatim.

8. Orang yang meremehkan sembahyang.

9. Penolak zakat (tidak mengeluarkan zakat).

10. Orang yang panjang angan-angan.

Mereka itulah sahabat-sahabatku.

Iblis berkata: "Oleh kerana Engkau (wahai Tuhan) menyebabkan daku tersesat (maka) demi sesungguhnya aku akan mengambil tempat menghalangi mereka (dari menjalani) jalanMu yang lurus. [Al-Araaf : 16]

Tempat Tinggal Iblis

Anas bin Malik r.a. berkata:

"Iblis telah bertanya pada Allah: katanya, wahai Tuhanku! Engkau telah memberikan anak Adam tempat kediaman untuk mereka berteduh dan berzikir kepadaMu, oleh itu tunjukkanlah padaku tempat kediaman untukku."

Firman Allah:

"Tempat kediamanmu adalah di dalam tandas."

Iblis bertanya lagi:

"Wahai Tuhanku, Engkau telah berikan anak Adam berkumpul di masjid, di manakah pula tempatku berkumpul?"

Firman Allah:

"Tempatmu berkumpul ialah di pasar-pasar, pesta, pusat membeli belah, kelab malam, tempat hiburan serta majlis-majlis maksiat."

Iblis bertanya:

"Wahai Tuhanku, Engkau berikan anak Adam itu kitab (al-Quran) untuk mereka membacanya, tunjukkanlah apa pula bahan bacaanku?"

Firman Allah:

"Bacaan untukmu ialah syair dan sajak yang melalaikan."

Iblis bertanya:

"Wahai Tuhanku, Engkau telah berikan kepada mereka cerita-cerita benar, apakah pula cerita bagiku?"

Firman Allah:

"Cerita bagimu ialah kata-kata kesat dan dusta."

Iblis bertanya:

"Wahai Tuhanku, Engkau telah berikan azan kepada anak Adam untuk mereka memanggil orang sembahyang, apa pula azan untukku?"

Firman Allah:

"Azan untukmu ialah seruling."

Iblis bertanya:

"Wahai Tuhanku, Engkau telah menghantar utusan-Mu dari para rasul dan juga nabi, siapakah yang menjadi utusanku?"

Firman Allah:

"Para utusan mu terdiri daripada bomoh, tabib dan dukun yang menduakan Aku."

Iblis Bertanya:

"Wahai Tuhanku, Engkau berikan kitab suci al-Quran yang bertulis kepada mereka, apakah pula tulisan bagiku?"

Firman Allah:

"Tulisanmu ialah tatu, gincu serta lukisan di badan."

Iblis bertanya:

"Ya Tuhanku, Engkau berikan anak Adam perangkap, apakah pula perangkap bagiku?"

Firman Allah:

"Perangkap bagimu ialah wanita."

Iblis bertanya:

"Ya Tuhanku, Engkau berikan mereka minuman yang halal yang disebutkan nama-Mu, apakah pula minuman untukku?"

Firman Allah:

"Minumanmu ialah sesuatu yang memabukkan serta tidak disebutkan nama-Ku padanya."